Satu lagi, pelajaran
yang menjadi nasehat hati..!
#hakekat akan
kebahagiaan
Sebagai
manusia, qt di tuntut mendapatkan kebahagiaan, apakah yang sifatnya lahiriah
atau batiniah. Semuanya akan mendapatkan kebaikan dunia maupun akhirat, artinya
selama itu tidak melanggar dan menyalahi norma yang ada di dunia maupun
akhirat. (Panse Al Mahdi)
Kebahagiaan
dunia, menjadi tujuan hidup manusia dan menjadi motivasi tersendiri, sehingga
sampai saat ini manusia tak pernah
berhenti, mencari dan mencoba meraih apapun yang bisa dikorbankan untuk
mendapatkan kebahagiaan; apakah itu waktu, uang, keringat dan bisa jadi
nyawapun menjadi taruhannya.
Dan
bukan menjadi rahasia umum ketika kekayaan harta melimpah, kedudukan tahta yang
agung, popularitas publik yang melenakan dan kemenangan dalam suatu
kompetisi misalnya,.menjadi tujuannya, dengan alih-alih hal tersebut akan mendapatkan
kebahagiaan dunia.
#
Dunia
akan terasa kejam, ketika posisi itu membuat kita jauh dari kebahagiaan.
Keterasingan di dunia sendiri, itu makna yang pantas dan persis untuk ia sandang.
Tidak ada pilihan ketika hal tersebut terjadi, dunia seakan sudah tidak
bersahabat. Penindasan dunia terhadap dirinya menjadi tipu daya yang sehingga
akan timbul kesalahan selain dari dirinya dan menjadi pembenaran apapun yang diperbuatnya.
Maka timbulah penyelewengan akan norma-norma yang ada pada dunia itu. Sang
pemburu kebahagiaanpun tidak lagi berpijak pada aturan, yang sebenarnya hal
tersebut akan mengarahkannya,. namun cara pandang yang terlanjur salah,
sehingga hakikat akan kebahagiaan itu akan menjauh darinya, dan yang terjadi
bukanlah happy ending tapi sad ending.
Namun
sebaliknya, dunia terasa kan berpihak, manakala kebaikan dunia telah
menghampirinya. Kekayaan, jabatan, popularitas dan apapun itu yang sifatnya
mengiring pada kesenangan dunia, hal tersebut menjadi indikasi akan bahagiaan
itu.
##
Tapi
sayangnya manusia telah membuktikan sendiri, seperti apakah kebahagiaan dunia
itu sebenarnya...kekayaan dan harta yang melimpah tidak menjadi jawaban,
jabatan yang tinggi tidak menjadi penyelesaiaan dan popularitaspun hanya
kesenangan sesaat.
Mengapa
demikian?...
Karena
dunia sesungguhnya bukan tempat mendapatkan kebahagiaan, tapi tempat untuk mencari
cara menuju kebahagiaan. Dunia ini hanyalah rekayasa Sang Kholik, yang
skanarionya telah terpatri di lawhul mahfuz. Kebahagiaan dunia hanyalah
sementara dan kebahagiaan abadi ada pada tempatNya.
Manusia
yang mengharapkan kebahagiaan di keabadian kelak, dunia ini tidak akan menjadi
tunggangan namun menjadi tangguhan untuk mencari cara kejalan tersebut. Siasat
musuh manusia akan senantiasa mengelabui dan menuntun kearah kehendaknya, dan
mencoba menjauhkan dari penciptaNya.
Dan
kalau dunia menjadi kepentingannya maka dia akan mencukupinya, namun sementara.
Tapi tempat keabadian (baca: akhirat)
itu menjadi cita-citanya, maka kebahagiaan dunia dan akhirat menjadi
pilihan Sang Pencipta Allah SWT terhadap dirinya.
Maka
dari itu mari kita raih kebahagiaan dunia ini, dengan jalanNya; yang senantiasa
melaksankan segala perintah dan kewajibannya dengan menjauhkan dari apa yang
dilarangNya. Dan satu lagi, Ingat... mencari kebahagiaan akhirat adalah kunci kebahagiaan dunia.
Sebagaimana Firmannya
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” Quran Surah Al-Qashash [28] ayat 77.
Secara umum, ayat di atas memberi petunjuk kepada kita bahwa Allah SWT telah memberikan kepada kita kebahagiaan/kenikmatan baik di dunia maupun di akhirat kelak. Hanya saja, kebahagiaan atau kenikmatan yang telah Allah SWT anugerahkan itu harus kita cari. Memperhatikan urutan kata pada ayat tersebut, perintah untuk mencari kenikmatan/kebahagiaan di akhirat ditempatkan terlebih dahulu. Dengan kata lain, prioritas pencarian kita adalah kebahagiaan/kenikmatan akhirat...[] (Panse al mahdi)
Semoga
kita dberikan ke istiqamahan dalam hidayahnya Allah SWT... amiin.
Cibiru,
10 oktober 2012