Jumat, 16 November 2012

Satu lagi, pelajaran yang menjadi nasehat hati..!
#hakekat akan kebahagiaan


Sebagai manusia, qt di tuntut mendapatkan kebahagiaan, apakah yang sifatnya lahiriah atau batiniah. Semuanya akan mendapatkan kebaikan dunia maupun akhirat, artinya selama itu tidak melanggar dan menyalahi norma yang ada di dunia maupun akhirat. (Panse Al Mahdi)

    Kebahagiaan dunia, menjadi tujuan hidup manusia dan menjadi motivasi tersendiri, sehingga sampai saat ini manusia  tak pernah berhenti, mencari dan mencoba meraih apapun yang bisa dikorbankan untuk mendapatkan kebahagiaan; apakah itu waktu, uang, keringat dan bisa jadi nyawapun menjadi taruhannya.

    Dan bukan menjadi rahasia umum ketika kekayaan harta melimpah, kedudukan tahta yang agung, popularitas publik yang melenakan dan kemenangan dalam suatu kompetisi misalnya,.menjadi tujuannya, dengan alih-alih hal tersebut akan mendapatkan kebahagiaan dunia.
#
Dunia akan terasa kejam, ketika posisi itu membuat kita jauh dari kebahagiaan. Keterasingan di dunia sendiri, itu makna yang pantas dan persis untuk ia sandang. Tidak ada pilihan ketika hal tersebut terjadi, dunia seakan sudah tidak bersahabat. Penindasan dunia terhadap dirinya menjadi tipu daya yang sehingga akan timbul kesalahan selain dari dirinya dan menjadi pembenaran apapun yang diperbuatnya. Maka timbulah penyelewengan akan norma-norma yang ada pada dunia itu. Sang pemburu kebahagiaanpun tidak lagi berpijak pada aturan, yang sebenarnya hal tersebut akan mengarahkannya,. namun cara pandang yang terlanjur salah, sehingga hakikat akan kebahagiaan itu akan menjauh darinya, dan yang terjadi bukanlah happy ending tapi sad ending.
Namun sebaliknya, dunia terasa kan berpihak, manakala kebaikan dunia telah menghampirinya. Kekayaan, jabatan, popularitas dan apapun itu yang sifatnya mengiring pada kesenangan dunia, hal tersebut menjadi indikasi akan bahagiaan itu.
##
Tapi sayangnya manusia telah membuktikan sendiri, seperti apakah kebahagiaan dunia itu sebenarnya...kekayaan dan harta yang melimpah tidak menjadi jawaban, jabatan yang tinggi tidak menjadi penyelesaiaan dan popularitaspun hanya kesenangan sesaat.

Mengapa demikian?...
  
      Karena dunia sesungguhnya bukan tempat mendapatkan kebahagiaan, tapi tempat untuk mencari cara menuju kebahagiaan. Dunia ini hanyalah rekayasa Sang Kholik, yang skanarionya telah terpatri di lawhul mahfuz. Kebahagiaan dunia hanyalah sementara dan kebahagiaan abadi ada pada tempatNya. 
   Manusia yang mengharapkan kebahagiaan di keabadian kelak, dunia ini tidak akan menjadi tunggangan namun menjadi tangguhan untuk mencari cara kejalan tersebut. Siasat musuh manusia akan senantiasa mengelabui dan menuntun kearah kehendaknya, dan mencoba menjauhkan dari penciptaNya.


    Dan kalau dunia menjadi kepentingannya maka dia akan mencukupinya, namun sementara. Tapi tempat keabadian (baca: akhirat)  itu menjadi cita-citanya, maka kebahagiaan dunia dan akhirat menjadi pilihan Sang Pencipta Allah SWT terhadap dirinya.
      Maka dari itu mari kita raih kebahagiaan dunia ini, dengan jalanNya; yang senantiasa melaksankan segala perintah dan kewajibannya dengan menjauhkan dari apa yang dilarangNya. Dan satu lagi, Ingat... mencari kebahagiaan akhirat adalah kunci kebahagiaan dunia.
Sebagaimana Firmannya 
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” Quran Surah Al-Qashash [28] ayat 77.

   Secara umum, ayat di atas memberi petunjuk kepada kita bahwa Allah SWT telah memberikan kepada kita kebahagiaan/kenikmatan baik di dunia maupun di akhirat kelak. Hanya saja, kebahagiaan atau kenikmatan yang telah Allah SWT anugerahkan itu harus kita cari. Memperhatikan urutan kata pada ayat tersebut, perintah untuk mencari kenikmatan/kebahagiaan di akhirat ditempatkan terlebih dahulu. Dengan kata lain, prioritas pencarian kita adalah kebahagiaan/kenikmatan akhirat...[] (Panse al mahdi)

Semoga kita dberikan ke istiqamahan dalam hidayahnya Allah SWT... amiin.


                                                                       Cibiru, 10 oktober 2012