Minggu, 17 Februari 2013

Allah bersama Mahasiswa Tingkat Akhir (MTA)

Empat tahun lebih, ku menunggu hari-hari itu...
Terhitung ada waktu seminggu lebih, ku kan menemui peristiwa menegangkan serta memastikan akan kelanjutan episode berikutnya...
Ada sepercik harapan yang terungkap dalam benak hati ini, yakni ketawakalan dan kepasrahan diri kepada Sang Maha kendali...
Ketentuannya yakinlah yang terbaik, tak ada kendali lain yang bisa merubah kehendak-Nya...

Jalani saja, jangan pernah khwatirkan akan hasil nanti...Biarkan senyum nanti akan menjawab atas jaminan yang telah Qt berikan pada-Nya...
"Ya Allah lapangkanlah urusanku ini, dan jadikan ujian ini menjadi ladang ibadah serta hasil yang hanya bergantung dan mengharap akan ke'ridho'an-Mu..."
Impian Sang MTA
Tanggal 15 Februari 2013,
Itulah hari yang oleh sebagian orang, yaitu MTA (Mahasiswa Tingkat Akhir) menjadi hari yang menakutkan. Kenapa tidak, pada hari itu akan menentukan kejelasan status Qt kedepan...Calon Sarjanakah tw menjadi mahasiswa kembali?
Tidak ada yang salah memang, semua itu hanyalah pilihan...tergantung seleranya.
Tapi yang kurasa atmosfer kampus, ter'khusus MTA mengiginkan akan pilihan pertama, yaitu menjadi calon sarjana.
sehingga..
Hari-hari menjelang Hari H,  yang ada hanyalah coretan dan catatan dari sang pembimbing...REVISI, REVISI dan REVISI. Keberadaannya (Baca:Pembimbing Skripsi) menjadilah penting, dan menunggunyapun menjadi pilihan terbaiknya.
Hari-hari itu begitu sangat berharga, sedikit saja kesalahan sangatlah patal akibatnya, karena kesempatan untuk mengisi hari dengan coretan dan catatan di Buku Bimbingan Skripsi akan mengurangi ketidakpedulian si'pembimbing terhadap yang dibimbingnya.
Hujan, panas bukanlah halangan lagi, dan jauh dekat tidaklah masalah...
Intruksi si'pembimbing atas kesedian waktu untuk MTA sangatlah penting dan harus dilaksanakan.
Ada ungkapan:


Biarlah duri itu menancap dalam merobek kulit, 
yang penting rasa perih dan sakit itu tercermin kebahagian dihadapannya. 

(Panse Al Mahdi)

Ya seperti itulah, si'Dia tidak peduli dengan keadaan Qt, yang ada hanyalah kesempurnaan yang Ia harap dari Qt...dan itulah hari-hari yang menguras hati.

Sempat tercibir iri pada tetangga di jurusan sana, ada si'pembimbing yang bela-belain pulsanya (Baca:Nelepon lho bukan ngsms) hanya sekedar memastikan si'MTA bisa bimbingan padanya,,waahh mana ada di jurusanku itu. he (#-^)

Astagfirullah'aladzim, ampuni prasangka hambamu ini ya Allah, bukan bermaksud membandingkan serta merendahkannya...tpi ini hanyalah kekesalan hati yang lumrah terasa oleh hamba yang menginginkan akan perhatian dan kepeduliannya terhadap harapan Qta ini.
Bimbingan, bimbingan dan bimbingan...

Hari-hari itu berasa begitu cepat, revisian yang belum di perbaiki jadi kalah cepat dengan waktu yang bergulir...
Ada rasa putus asa, lelah, sedih ketika bayang-bayang semu itu mulai menerpa, acc dari pembimbing yang belum jelas, yang ada hanyalah revisian, ocehan itu yang jelas di dapat.
Malam jadi siang, siang jadi malam,,,hari-hari itu memang telah merubah kebiasaan.
Suasana semakin mencekam dan tak terkendali, ada kegelisahan, kekecewaan yang berat.
Si'MTA yang belum dapat kepastian, sedangkan waktu sudah memastikan akan penutupan terakhir bagi yang berharap menjadi sarjana.
Bukan Mahasiswa Tingkat Akhir tentunya kalau kalah dengan keadaan, rasa optimistis menjadi jalan terakhir untuk merubah keadaan di saat itu...
Dan apa yang terjadi...!!!
Skanario Allah memang hebat, tidak lain dan tidak bukan, keadaan itu menuntun Qta2 tuk senantiasa berusaha, berusaha dan berusaha..."Man Jadda Wa Jada"

Tunggu certia selanjutnya.....
Tanggal 27-28 menentukan akan kepastian Qt, sang MTA...(^_*)