Sabtu, 02 Maret 2013

Don't Cry Bro...

Ilustrasi gambar
Panse.com-Bandung.
"Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah Aku bertawakal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakal berserah diri'. (QS. Yusuf [12]:67)

"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada mereka itu sendiri..."(QS. Ar-Ra'd [13]: 11)

"Ketika kerikil-kerikil kehidupan menghadang, yakinlah janganlah berputus asa, Allah bersama kita"

Roda sepeda, tentunya anda tak asing dengan nama itu bukan., ada ilustrasi yang menarik yang dapat kita ambil pelajaran dari roda sepeda. Coba anda praktekan atau bayangkanlah saja lah, barangkali ribet anda mencari roda sepedanya hee...

#Putarlan roda sepeda secara perlahan. Kemudian, masukkan sebatang pensil kayu. Bagaimana hasilnya? pasti roda tersebut berhenti. Sekarang, ulang dan lakukan percobaan itu sekali lagi. Tetapi kali ini, putar roda sepeda tersebut dengan kencang, lalu masukkan batang pensil tadi. Bagaimana kira-kira hasilnya? Apa yang terjadi dengan batang pensil tersebut? betul pensil itu patah atau setidaknya terpental.#

Hebat bukan!!! 
"Apanya yang hebat...???" Mewakli pembaca di sana hii_
Iya makannya tetap tongkrongin ni bacaan, insya allah bermanfaat, amiin....(^_^)

Ada yang ingin saya bandingkan dari ilustrasi di atas;
  1. Roda yang diputar secara perlahan dan kemudian dimasukkan pensil kayu, dan roda tersebut terhenti.
  2. Roda yang diputar dengan kencang dan kemudian pensil kayu yang sama di masukkan kedalam roda tersebut, dan pensil kayu tersebut patah atau setidaknya terpental.

Pada ilustrasi yang pertama, kita bisa perhatikan bahwa putaran yang pelan, gerakan yang lemah, hal itu memberikan kesempatan dari faktor X yaitu sebatang pensil kayu, ketika dimasukkan kedalam roda yang sedang berputar perlahan dapat memberhentikan laju putaran roda tersebut.

Nah begitu dengan kita sebagai manusia, kita diciptakan oleh Allah dengan segala perlengkapannya yang berbeda dengan makhluk-makhluk lain yang Allah telah ciptakan, kita di bekali oleh Allah dengan segala macam perasaan, diantaranya; Senang-Sedih, Suka-Duka, Pesimis-Optimis, ada istilah Galau Positif (+)-Galau Negatif bisa dibaca  pada http://cintailahatimu.blogspot.com/2012/12/mah-aku-ingin-curhat.html dan tentunya banyak lagi perasaan-perasaan yang lainnya.

Tentunya kita sebagai manusia normal, btw yang baca normal jugakan? hee...Intermezo, peace ahh teu kenging ka singgung_, pastinya akan senantiasa mengharapakan perasaan-perasaan yang dapat memberikan senyuman, ketentraman dan kebahagian pada hidup kita di dunia khsusunya...kumaha satuju? kedahnya coz pami hanteu satuju, ke di sebat teu normal deui hii

Dan seperti ilustrasi pertama di atas kita bisa terjemahkan dengan kaitannya masalah perasaan yang di atas telah di singgung, Allah telah mengkaruniakan berbagai macam perasaan tentunya sebagai bahan tadzkiroh, muhasabah, dan tafakur. Sebagaimana allah berfirman:

“Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir” (QS.Al-Jathiyah: 13).

Pada ayat diatas Allah memerintahkan untuk senantiasa menggunakan akal ketika melakukan langkah-langkah kita kedepan, hal ini mengisyaratkan bahwa akal adalah sebuah proses yang berkesinambungan tanpa henti yang akan menentukan di kemudian hari, sebab akal tidak akan memiliki makna kalau tidak digunakan.

Dan seperti halnya pada roda sepeda yang berputar pelan, yang saya ibaratkan itulah diri kita dan sebatang pensil kayu merupakan faktor dari luar yakni berupa ujian dan cobaan yang kemudian hal itu akan terimplikasikan pada perasaan yang akan ditimbulkan dari diri kita itu. Apakah kita akan tetap berputar, bertahan ataukah berhenti???

Dan pada ilustrasi pertama diatas merupakan jawaban akan kekalahan kita terhadap ujian dan cobaan yang Allah berikan; merasa tidak mampu (pesimis), sedih, duka, galau (-) dan pada akhirnya seperti roda sepeda tersebut berhenti dan tak bergerak.

Tentunya kita tidak mengharapkan hal itu, karena Allah tidak menyukai hamba-Nya yang lemah dan berputus asa, sebagaimana firman Allah SWT dan sabda Rasulullah SAW

Allah SWT berfirman (artinya), "Mereka menjawab, 'Kami menyampaikan berita gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa.' Ibrahim berkata, 'Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Rabb-Nya, kecuali orang-orang yang sesat'." (Al-Hijr: 55-56). 
Allah SWT berfirman, "Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (Yusuf: 87).

Diriwayatkan dari 'Abdullah bin 'Abbas r.a., bahwa ada seorang lelaki yang berkata: "Wahai Rasulullah, apa itu dosa besar?" Rasulullah saw. menjawab (artinya), 'Syirik kepada Allah, pesimis terhadap karunia Allah, dan berputus asa dari rahmat Allah'." (Hasan, HR Al-Bazzar [106/lihat Kasyful Atsaar], Thabrani dalam Al-Kabiir [8783, 8784 dan 8785], dan 'Abdurrazaq [19701]).

Dan pada Ilustrasi Kedua tetntunya pembaca sudah bisa menyimpulkan sendiri. Sedikit saya uraikan penjelasannya, roda sepeda yang diputar dengan kencang akan memberikan efek yang kuat terhadap faktor luar yang akan menghentikan putaran roda tersebut, yakni roda tersebut akan menangkis, mementalkan bahkan mematahkannya., itulah tentunya yang kita harapakan terus berputar dan terus berputar lebih cepat lagi maka diri kita akan menemui kekuatan, ketahanan dan cobaan, ujian yang menghadang akan terlewatkan dengan mudah sehingga Allah akan meningkatkan derajat ke imanan hamba tersebut di sisi-Nya, karena bisa menghadapi setiap cobaan itu dengan ikhlas, ridho, optimis, dan bersyukur. 

Dan semoga kita termasuk pada Ilustrasi yang kedua, tetap berputar dan berputar, sebesar apapun ujian yang menghadang, yakinlah Allah memberikan cobaan tidak lain dan tidak bukan untuk melihat sejauh mana keyakinan dan keimanan kita dihadapan-Nya dan Allah memberikan cobaan sesuai dengan kadar kemampuan hamba-Nya, tentunya Allah maha tahu atas itu. 
Sebagaimana firman Allah pada QS Al-Baqarah : 286

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo'a): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." 

Tidak ada alassan untuk menangis, berputus asa dan menjauh dari-Nya, karena hakekatnya semua apapun itu yang datang dari Allah itu untuk kebaikan kita, kemaslahatan serta kesalamatn kita di dunia bahkan akhirat kelak tetunya.

Sebagaimana pada (QS. Ar-Ra'd [13]: 11) di atas, yang bisa merubah diri kita hanyalah niat kita, kemauan kita, kehendak kita., jadi kita sendirilah yang akan menetukan akan menjadi seperti apa kita !!!
Tetap berpikir positif, ikhtiar sempurnakan dan tawakalkan pada-Nya, DON'T CRY BRO, OK...(^-^) 

Pesan terakhir yang ingin sampaikan pada tulisan ini, "Do not cry because god with us", dan CintailahHatimu... []

Wallahu'alam

Penulis : Ipan Setiawan S.Pd