Minggu, 08 Mei 2016

Cerita-Q bersama Al Quran_Edisi 2

Keluarga besar Daarul Hufadz dan Aa gym (Yudistira di bulatan)

Yudistira Sapta Mahendra, itulah nama aslinya. kalau kita sering juga memanggilnya Tomas. Aneh memang namanya, kayak kebarat-baratan. Tapi itulah ke unikannya, nyebelin, lucu, nge’gemesin hii...dan orang yang seumuran Yudis bisa kebilang aneh dan jarang, karena Yudis ini penggila baca buku. Apapun bacaannya dilahapnya sampai habis, emm sereum he., maksudnya di baca sampai tuntas dan Yudis ini adalah santri termuda yang ada di Daarul Hufadz Cijanggel, Ia baru berusia 13 tahun tepatnya pada tanggal 07 Juni 2003_Cianjur.
Sampai-sampai waktu sakitpun masih sempet-sempetnya baca buku dan selesai pula bacanya, padahal buku itu terbilang tebal, mmm tapi itulah Yudis. Walaupun baru keluaran SD tapi pengetahuannya luar biasa, 2 Jempol buat Yudis :) .
Dan Ia di lahirkan Ds.Hegarmanah, Rt.03,Rw.02 Kec. Tanggeung, Kab.Cianjur.
Man saara ala darbi washala (Siapa yang berjalan di jalannya, akan sampai di tujuan), itulah Mottonya_mungkin ini yang membuat Yudis seperti sekarang ini.
Oy btw terkait hapalan Qurannya gimana nie??? Tadi yang di bahas buku terus yaa,hee_ayo tongkrongin dulu...
Ia mulai gabung dengan Baitul Quran yaitu pada bulan Agustus 2015/Angkatan ke-11, adapun tujuan menghapal Ia ingin ngeBahagiain Orang tua. Dan target menyelesaikan hapalannya yaitu selama 2 tahun, dengan sehari selembar atau lebih, masya allah semoga istiqamah Dis.
Adapun metode menghapal Yudis dengan : Baca 20x, Ulang pake hapalan 30x. Sedangkan kendala dalam menghapal : Gak faseh pas baca lagi.
KESAN DAN PESAN : Cijanggel is the best place ever

PENGALAMAN SELAMA DI PESANTREN :
Jujur, saya gak niat ke pesantren, ini Cuma disuruh ibu, yah ini episode berikutnya Allah SWT, dan jujur, saya gak niat untuk ngapal Quran, cuman ibu selalu ingin saya bisa hapal Quran. Dan  ibu anter saya untuk belajar Quran sampai 5x tapi tetep gagal
Langsung pas saya lulus SD, ibu anter saya ke DT, untuk nyantren, pas sudah daftar ke BQ, saya belum  masuk dulu karena nunggu untuk daftar ulang,bulan agustuslah saya di tes, alhamdulillah masuk juga, 5 bulan di bawah (DT) bosen, kesal dan sebel.
Akhirnya saya dipindahkan  ke atas(Cijanggel), disini, saya agak baikan, meski sudah dibotak 2x, dihukum karena berantem. Disini alhamdullah saya dapat 19 surat (meski agak lupa) saya kangen dan suka disini(Cijanggel).
Kesan di pesantren : Saat udah daftar, saya nunggu datang lagi, pada bulan Agustus, saya nunggu dites, eh ternyata gak datang, beruntung ada tes lagi di aula Darul Hidayah, dites oleh Ust.Yusuf, masuk  ke BQ udah, sebetulnya saya gak suka dibawah, maka gak cerita pas di MIDC, sampai saya, dan 2 santri lainnya dipindahkan ke Cijanggel, selama tersiksa dibah selama 5 bulan, saya gak bisa nulis lagi untuk ungkapkan perasaan ini, semoga Cijanggel bisa saya ingat orang tua, adik, sanak saudara, dan tentunya Allah. Dan doakan, semoga banyak yang masuk BQ, gak peduli usia, suku, negara, darah,dll. Sekian (Edit_Ipan Setiawan)