Keluarga besar Daarul Hufadz dan Aa gym (Yudistira di bulatan) |
Yudistira
Sapta Mahendra, itulah nama aslinya. kalau kita sering juga memanggilnya Tomas.
Aneh memang namanya, kayak kebarat-baratan. Tapi itulah ke unikannya, nyebelin,
lucu, nge’gemesin hii...dan orang yang seumuran Yudis bisa kebilang aneh dan
jarang, karena Yudis ini penggila baca buku. Apapun bacaannya dilahapnya sampai
habis, emm sereum he., maksudnya di baca sampai tuntas dan Yudis ini
adalah santri termuda yang ada di Daarul Hufadz Cijanggel, Ia baru berusia 13
tahun tepatnya pada tanggal 07 Juni 2003_Cianjur.
Sampai-sampai
waktu sakitpun masih sempet-sempetnya baca buku dan selesai pula bacanya, padahal
buku itu terbilang tebal, mmm tapi itulah Yudis. Walaupun baru keluaran
SD tapi pengetahuannya luar biasa, 2 Jempol buat Yudis :) .
Dan
Ia di lahirkan Ds.Hegarmanah, Rt.03,Rw.02 Kec. Tanggeung, Kab.Cianjur.
Man saara ala darbi washala (Siapa
yang berjalan di jalannya, akan sampai di tujuan), itulah Mottonya_mungkin ini
yang membuat Yudis seperti sekarang ini.
Oy
btw terkait hapalan Qurannya gimana nie??? Tadi yang di bahas buku terus yaa,hee_ayo tongkrongin dulu...
Ia
mulai gabung dengan Baitul Quran yaitu pada bulan Agustus 2015/Angkatan ke-11,
adapun tujuan menghapal Ia ingin ngeBahagiain Orang tua. Dan target
menyelesaikan hapalannya yaitu selama 2 tahun, dengan sehari selembar atau
lebih, masya allah semoga istiqamah Dis.
Adapun
metode menghapal Yudis dengan : Baca 20x, Ulang pake hapalan 30x. Sedangkan
kendala dalam menghapal : Gak faseh pas baca lagi.
KESAN
DAN PESAN : Cijanggel is the best place ever
PENGALAMAN
SELAMA DI PESANTREN :
Jujur,
saya gak niat ke pesantren, ini Cuma disuruh ibu, yah ini episode berikutnya
Allah SWT, dan jujur, saya gak niat untuk ngapal Quran, cuman ibu selalu ingin
saya bisa hapal Quran. Dan ibu anter
saya untuk belajar Quran sampai 5x tapi tetep gagal
Langsung
pas saya lulus SD, ibu anter saya ke DT, untuk nyantren, pas sudah daftar ke
BQ, saya belum masuk dulu karena nunggu
untuk daftar ulang,bulan agustuslah saya di tes, alhamdulillah masuk juga, 5
bulan di bawah (DT) bosen, kesal dan sebel.
Akhirnya
saya dipindahkan ke atas(Cijanggel),
disini, saya agak baikan, meski sudah dibotak 2x, dihukum karena berantem.
Disini alhamdullah saya dapat 19 surat (meski agak lupa) saya kangen dan suka
disini(Cijanggel).
Kesan
di pesantren : Saat udah daftar, saya nunggu datang lagi, pada bulan Agustus,
saya nunggu dites, eh ternyata gak datang, beruntung ada tes lagi di aula Darul
Hidayah, dites oleh Ust.Yusuf, masuk ke
BQ udah, sebetulnya saya gak suka dibawah, maka gak cerita pas di MIDC, sampai
saya, dan 2 santri lainnya dipindahkan ke Cijanggel, selama tersiksa dibah
selama 5 bulan, saya gak bisa nulis lagi untuk ungkapkan perasaan ini, semoga
Cijanggel bisa saya ingat orang tua, adik, sanak saudara, dan tentunya Allah.
Dan doakan, semoga banyak yang masuk BQ, gak peduli usia, suku, negara,
darah,dll. Sekian (Edit_Ipan Setiawan)